Artikel Terbaru

Awas, Jangan Install Software Palsu

VivaNews 12 Nov, 2009

Awas, Jangan Install Software PalsuVIVAnews - Symantec mengumumkan laporan mereka bertajuk Report on Rogue Security Software. Dari laporan tersebut, selama Juli 2008 sampai Juni 2009, terlihat tren bahwa cybercriminal menggunakan cara mengelabui pengguna untuk membeli software keamanan palsu.

Software keamanan palsu, atau “scareware”, adalah software yang diklaim sebagai software keamanan. Aplikasi tersebut sebenarnya sedikit atau malah tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan, kemungkinan ia malah menginstal program jahat untuk mengurangi keamanan komputer secara keseluruhan.

“Hasil temuan dalam Report on Rogue Security Software memperjelas bahwa penjahat dunia maya siap, dan memiliki perangkat lengkap untuk memangsa pengguna Internet,” kata Stephen Trilling, Senior Vice President, Symantec Security Technology and Response, pada keterangan yang VIVAnews kutip, 11 November 2009.

“Agar tidak menjadi korban praktek ganas tersebut, Symantec sangat menganjurkan kepada pengguna Internet untuk memastikan bahwa mereka menggunakan perlindungan keamanan terbaru dan selalu membeli software keamanan mereka langsung dari situs vendor terpercaya,” ucap Trilling.

Untuk meyakinkan pengguna yang tidak awas agar menginstal software mereka, cybercriminal menempatkan peringatan yang memanfaatkan kekhawatiran pengguna akan serangan keamanan.

Peringatan tersebut biasanya memberikan klaim palsu seperti ‘Jika berkelap-kelip, komputer Anda mungkin menghadapi resiko atau terinfeksi’ sehingga ‘memaksa’ pengguna untuk mengikuti sebuah link. Link tersebut bertujuan untuk ‘memindai’ komputer atau mendapatkan software untuk menghilangkan ancaman.

Menurut penelitian tersebut, 93% instalasi software dari 50 software keamanan palsu teratas diunduh sengaja oleh pengguna. Sampai Juni 2009, Symantec telah mendeteksi lebih dari 250 jenis program software keamanan palsu.

Kerugian finansial awal yang diderita konsumen yang mengunduh produk-produk palsu tersebut bervariasi dari US$30 hingga US$100. Namun, kerugian yang lebih besar bisa muncul terkait biaya untuk memperoleh kembali indentitas individu yang dicuri.

Program-program keamanan palsu tersebut tidak hanya menipu pengguna demi uang, tapi data pribadi dan informasi kartu kredit yang diberikan selama pembelian dapat digunakan untuk penipuan lain atau dijual di forum-forum pasar gelap yang berakhir dengan pencurian indentitas.

Lebih buruknya, beberapa software keamanan palsu juga menginstal program jahat yang membuat pengguna menghadapi risiko serangan dari ancaman lain.

Misalnya, program palsu tersebut dapat menginstruksikan pengguna untuk menurunkan atau menononaktifkan setting keamanan saat melakukan registrasi software tersebut atau mencegah pengguna ketika ingin mengakses situs web keamanan resmi setelah penginstalan.

Hal ini mengakibatkan pengguna menghadapi ancaman yang dijanjikan akan dilindungi oleh software palsu tersebut.



Bookmark and Share


Artikel yang terkait :



0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar Anda.